SIGER (SIGOKH) LAMPUNG
Bandar Lampung Mei 2018. By: Devi Chantika
Siger pada suku Lampung yang beradatkan saibatin memiliki lekuk tujuh
dan dengan hiasan batang/pohon sekala di masing-masing lekuknya, ini
memiki makna ada tujuh adok/gelar pada masyarakat pesisir yaitu
Suttan/dalom, Raja jukuan/dipati, Batin, Radin, Minak, Kimas dan
Mas/inton, gelar/adok ini hanya dapat digunakan oleh keturunan lurus
saja, dengan kata lain masih kental dengan nuansa kerajaan, dimana kalau
bukan anak raja dia tidak berhak menggunakan gelar/adok raja begitu
juga dengan gelar/adok lainnya.
Sedangkan bentuknya, siger saibatin sangat mirip dengan Rumah Gadang Kerajaan Bagaruyung seperti Istano Si Linduang Bulan, yaitu rumah pusaka dari keluarga besar ahli waris dari keturunan Daulat Yang Dipertuan Raja Pagaruyung dan juga Museum Adityawarman di daerah Minangkabau, Provinsi Sumatra Barat. Karena itulah maka adat budaya Lampung saibatin mendapat pengaruh dari kerajaan Pagaruyun g, hal ini sangat berkaitan dengan sejarah berdirinya Paksi Pak Sekala Bekhak (Buay Bejalan Diway, Buay Pernong, Buay Nyerupa dan Buay Belunguh), dimana pada masa masuknya Islam di daerah Lampung pada masa kerajaan di tanah sekala bekhak, mendapat pengaruh dari kerajaan pagaruyung yang di sebarkan oleh Ratu Ngegalang Paksi. Selain itu banyak kesamaan antara adat saibatin dengan adat pagaruyung seperti pada saat melangsungkan pernikahan, tata cara dan alat yang digunakan banyak kemiripan.
Siger pepadun memiliki lekuk Sembilan yang berartikan ada Sembilan
Marga yang bersatu membentuk Abung Siwo Megou. Tapi bentuk dari siger
pepadun sangat mirip dengan buah sekala, hal ini pun bukan mustahil
dikarenakan kerajaan sekala bekhak merupakan cikal bakal ulun lampung,
dan proses terbentuknya abung siwo megou merupakan penyebaran orang
lampung dari dataran tinggi Sekala Bekhak di Gunung Pesagi. Ini dapat
dilihat dari tambo Buay Bejalan Diway bahwa Ratu Dipuncak meninggalkan
kerajaan Sekala Bekhak untuk mencari daerah baru bersama keluarganya,
Ratu Dipuncak memiliki empat orang putra yaitu Unyi, Unyai, Subing dan
Nuban yang merupakan keturunan Paksi Buay Bejalan Diway serta lima Marga
lainnya yaitu Anak Tuha, Selagai, Beliyuk, Kunang dan Nyerupa yang
merupakan keturunan dari tiga Paksi lainnya sehingga menjadi Abung Siwo
Mego. Namun berbeda dengan siger pesisir yang mirip rumah gadang, siger
pepadun justru mirip dengan buah sekala. Seiring dengan penyebaran
penduduk dan berdirinya beberapa kebuayan maka yang menggunakan adat
pepadun bukan hanya abung tetapi juga oleh kebuayan lain yang kemudian
membentuk masyarakat adat sendiri, seperti Megou Pak Tulangbawang
(Puyang Umpu, Puyang Bulan, Puyang Aji, Puyang Tegamoan),Pubian Telu
Suku (Minak Patih Tuha atau Suku Manyarakat, Minak Demang Lanca atau
Suku Tambapupus, Minak Handak Hulu atau Suku Bukujadi), serta
Sungkay-WayKanan Buay Lima (Pemuka, Bahuga, Semenguk, Baradatu,
Barasakti, yaitu lima keturunan Raja Tijang Jungur).
Kita sebagi orang / jamma / Sanak Lampung harus bangga dengan Mahkota Siger / Sigokh Lampung,
Siger lampung adalah sebuah mahkota yang menjadi lambang keagungan dan kehormatan masyarakat daerah lampung. Bukan hanya bagi warga asli, tapi bagi warga pendatang, siger menjadi lambang persatuan dan kebanggaan. Warna siger yang kuning keemasan dapat juga diartikan sebagai simbolisasi kekayaan dan keoptimisan masyarakat lampung. Bahwa meskipun menjadi tuan negeri, suku asli yaitu penduduk lampung memiliki hati yang kaya dan berjiwa optimis untuk menerima masyarakat pendatang, saling hormat-menghormati dan bekerja sama demi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Siger lampung adalah sebuah mahkota yang menjadi lambang keagungan dan kehormatan masyarakat daerah lampung. Bukan hanya bagi warga asli, tapi bagi warga pendatang, siger menjadi lambang persatuan dan kebanggaan. Warna siger yang kuning keemasan dapat juga diartikan sebagai simbolisasi kekayaan dan keoptimisan masyarakat lampung. Bahwa meskipun menjadi tuan negeri, suku asli yaitu penduduk lampung memiliki hati yang kaya dan berjiwa optimis untuk menerima masyarakat pendatang, saling hormat-menghormati dan bekerja sama demi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Siger lampung di gambarkan sebagai sebuah mahkota yang memiliki 7 puncak
dipuncak tertinggi bercabang tiga. Sehingga secara keseluruhan bisa
dikatakan siger lampung memiliki 9 puncak. Namun ada juga yang
menggunakan siger berpuncak 7, semuanya tergantung pada kesederhanaan
yang dinginkan. Siger berpuncak 9 terlihat lebih mewah dan memiliki
kharisma keagungang yang tampak nyata. Ini terlihat dari aksesoris yang
ada di kelima puncaknya dimana pada puncak tertinggi terdapat rangkaian
hiasan yang disebut dengan istilah serenja bulan. Sedangkan pada siger yang memiliki puncak 7, penampilannya lebih sederhana tanpa hiasan.
Siger lampung asli biasanya terbuat dari emas murni, namun demi
menghindarkan hal-hal yang tidak diinginkan bahan emas kemudian diganti
dengan kuningan. Siger sebagai simbol masyarakat lampung di gunakan pada
berbagai upacara-upaca adat terutama upacara adat begawi. Siger di
pakai sebagai mahkota pengatin dan sebagai mahkota para penari tarian
tradisional lampung seperti Tari Sembah Pengunten Selain itu hampir di setiap kantor instasi pemerintah di daerah lampung memiliki siger yang terpasang di dinding kantornya.
Bahkan Siger kini menjadi simbol mutlak Lampung dengan berdirinya Menara
Siger dipintu gerbang lampung yaitu pelabuhan Bakauheni.
Pengertian Siger selanjutnya:
Sigokh / Siger adalah mahkota pengantin wanita Lampung yang berbentuk segitiga,
berwarna emas dan biasanya memiliki cabang atau lekuk berjumlah sembilan
atau tujuh. Siger adalah benda yang sangat umum di Lampung dan merupakan simbol khas daerah ini. Siger dibuat dari lempengan
tembaga, kuningan, atau logam lain yang dicat dengan warna emas. Siger
biasanya digunakan oleh pengantin perempuan suku Lampung pada acara
pernikahan ataupun acara adat budaya lainnya.Pada zaman dahulu, siger
dibuat dari emas asli dan dipakai oleh wanita Lampung tidak hanya sebagai mahkota pengantin, melainkan sebagai benda perhiasan yang dipakai sehari-hari.
Jenis Siger
Siger Saibatin
Sedangkan bentuknya, siger saibatin sangat mirip dengan Rumah Gadang Kerajaan Bagaruyung seperti Istano Si Linduang Bulan, yaitu rumah pusaka dari keluarga besar ahli waris dari keturunan Daulat Yang Dipertuan Raja Pagaruyung dan juga Museum Adityawarman di daerah Minangkabau, Provinsi Sumatra Barat. Karena itulah maka adat budaya Lampung saibatin mendapat pengaruh dari kerajaan Pagaruyun g, hal ini sangat berkaitan dengan sejarah berdirinya Paksi Pak Sekala Bekhak (Buay Bejalan Diway, Buay Pernong, Buay Nyerupa dan Buay Belunguh), dimana pada masa masuknya Islam di daerah Lampung pada masa kerajaan di tanah sekala bekhak, mendapat pengaruh dari kerajaan pagaruyung yang di sebarkan oleh Ratu Ngegalang Paksi. Selain itu banyak kesamaan antara adat saibatin dengan adat pagaruyung seperti pada saat melangsungkan pernikahan, tata cara dan alat yang digunakan banyak kemiripan.
Siger Pepadun
Nah itu dia mengenai Siger atau Sigokh Lampung semoga bermanfaat ya guys .
0 komentar:
Posting Komentar