PERSIAPAN MENYAMBUT BULAN RHAMADAN
Bulan Ramadhan yang penuh kemuliaan dan keberkahan, padanya
dilipatgandakan amal-amal kebaikan, disyariatkan amal-amal ibadah yang
agung, di buka pintu-pintu surga dan di tutup pintu-pintu neraka[3].
Oleh karena itu, bulan ini merupakan kesempatan berharga yang ditunggu-tunggu oleh orang-orang yang beriman kepada Allah Ta’ala dan ingin meraih ridha-Nya.
Dan karena agungnya keutamaan bulan suci ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu menyampaikan kabar gembira kepada para sahabat radhiyallahu ‘anhum akan kedatangan bulan yang penuh berkah ini[4].
Sahabat yang mulia, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, menyampaikan kabar gembira kepada para sahabatnya, “Telah
datang bulan Ramadhan yang penuh keberkahan, Allah mewajibkan kalian
berpuasa padanya, pintu-pintu surga di buka pada bulan itu, pintu-pintu
neraka di tutup, dan para setan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat
malam (kemuliaan/lailatul qadr) yang lebih baik dari seribu
bulan, barangsiapa yang terhalangi (untuk mendapatkan) kebaikan malam
itu maka sungguh dia telah dihalangi (dari keutamaan yang agung)”[5].
Imam Ibnu Rajab, ketika mengomentari hadits ini, beliau berkata,
“Bagaimana mungkin orang yang beriman tidak gembira dengan dibukanya
pintu-pintu surga? Bagaimana mungkin orang yang pernah berbuat dosa (dan
ingin bertobat serta kembali kepada Allah Ta’ala) tidak
gembira dengan ditutupnya pintu-pintu neraka? Dan bagaimana mungkin
orang yang berakal tidak gembira ketika para setan dibelenggu?”[6].
Dulunya, para ulama salaf jauh-jauh hari sebelum datangnya bulan Ramadhan berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Allah Ta’ala
agar mereka mencapai bulan yang mulia ini, karena mencapai bulan ini
merupakan nikmat yang besar bagi orang-orang yang dianugerahi taufik
oleh Alah Ta’ala. Mu’alla bin al-Fadhl berkata, “Dulunya (para salaf) berdoa kepada Allah Ta’ala
(selama) enam bulan agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan
Ramadhan, kemudian mereka berdoa kepada-Nya (selama) enam bulan
(berikutnya) agar Dia menerima (amal-amal shaleh) yang mereka
(kerjakan)”[7].
Maka hendaknya seorang muslim mengambil teladan dari para ulama salaf
dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan, dengan bersungguh-sungguh
berdoa dan mempersiapkan diri untuk mendulang pahala kebaikan,
pengampunan serta keridhaan dari Allah Ta’ala, agar di akhirat kelak mereka akan merasakan kebahagiaan dan kegembiraan besar ketika bertemu Allah Ta’ala dan mendapatkan ganjaran yang sempurna dari amal kebaikan mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang
yang berpuasa akan merasakan dua kegembiraan (besar): kegembiraan
ketika berbuka puasa dan kegembiraan ketika dia bertemu Allah”[8].
Tentu saja persiapan diri yang dimaksud di sini bukanlah dengan
memborong berbagai macam makanan dan minuman lezat di pasar untuk
persiapan makan sahur dan balas dendam ketika berbuka puasa.
Juga bukan dengan mengikuti berbagai program acara Televisi yang lebih
banyak merusak dan melalaikan manusia dari mengingat Allah Ta’ala dari pada manfaat yang diharapkan, itupun kalau ada manfaatnya.
Tapi PERSIAPAN
yang dimaksud di sini adalah mempersiapkan diri lahir dan batin untuk
melaksanakan ibadah puasa dan ibadah-ibadah agung lainnya di bulan
Ramadhan dengan sebaik-sebaiknya, yaitu dengan hati yang ikhlas dan
praktek ibadah yang sesuai dengan petunjuk dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Karena balasan kebaikan/keutamaan dari semua amal shaleh yang
dikerjakan manusia, sempurna atau tidaknya, tergantung dari sempurna
atau kurangnya keikhlasannya dan jauh atau dekatnya praktek amal
tersebut dari petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Hal ini diisyaratkan dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Sungguh seorang hamba benar-benar melaksanakan shalat, tapi tidak
dituliskan baginya dari (pahala kebaikan) shalat tersebut kecuali
sepersepuluhnya, sepersembilannya, seperdelapannya, sepertujuhnya,
seperenamnya, seperlimanya, seperempatnya, sepertiganya, atau
seperduanya”
Juga dalam hadits lain tentang puasa, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Terkadang orang yang berpuasa tidak mendapatkan bagian dari puasanya kecuali lapar dan dahaga saja”
Saudaraku seiman yang saya
cinta karena Allah SWT, tidak terasa bulan suci, bulan magfirah, bulan
penuh rahmat, bulan diturunkannya Al-Qur’an, bulan yang didalamnya
terdapat lailatul qadr yang dinanti-nati sudah dihadapan mata. Hanya
hitungan hari menuju bulan mulia itu. Karena kemuliaan dan spesialnya
bulan tersebut maka sudah seharusnya kita sebagai ummat Islam
mempersiapkan diri dan keluarga.
Persiapan
disini kami maksud bukan hanya menunggu datangnya bulan Ramadhan.
Tetapi persiapan disini adalah mempersiapkan bekal untuk bekal di bulan
Ramadhan. Tujuan mempersiapkan bekal ini bermaksud untuk mengoptimalkan
ibadah kita pada bulan yang didalamnya terdapat malam lebih dari 1000
bulan. Ada beberapa hal yang penting untuk dipersiapkan antara lain
adalah sebagai berikut:
Pertama, Persiapan
Ruhiyah. Rasulullah memberikan contoh kepada kita untuk senantiasa
mempersiapkan diri untuk menyambut pausa. Aisyah pernah berkata,
“Rasulullah SAW tidak pernah berpuasa sunnah di satu bulan lebih banyak
daripada bulan Sya’ban. Sungguh, beliau berpuasa penuh pada bulan
Sya’ban”. (HR. Bukhari).
Ibadah
lain juga harus dipersiapkan seperti perbanyak tilawah, qiamulail,
shalat fardhu bejamaah di masjid, al-ma’tsurat kubra pagi dan petang.
Hal ini dimaksudkan agar sejak bulan Sya’ban kadar keimanan kita sudah
meningkat. Boleh dikiaskan, bulan Rajab dan Sya’ban adalah masa warming
up sehingga ketika memasuki Ramadhan kita sudah bisa menjalani ibadah
shaum dan sebagainya itu sudah menjadi hal yang biasa.
Orang
sadar maupun yang tersadarkan memahami bahwa mempersiapkan keimanan itu
bukan hanya pada bulan Sya’ban ini saja. Tetapi dipersiapkan disetiap
hari, namun pada momentum ini diharapkan untuk meningkatkan
persiapannya. Bulan Sya’ban ini juga bisa dikatakan sebagai bulan batu
loncatan untuk optimalisasi ibadah di bulan Ramadhan nanti.
Kedua,
Persiapan Jasadiyah. Untuk memasuki Ramadhan kita memerlukan fisik yang
lebih prima dari biasanya. Sebab, jika fisik lemah, bisa-bisa kemuliaan
yang dilimpahkan Allah pada bulan Ramadhan tidak dapat kita raih secara
optimal. Maka, sejak bulan sya’ban ini mari persiapkan fisik seperti
olah raga teratur, membersihkan rumah, makan-makanan yang sehat dan
bergizi.
0 komentar:
Posting Komentar